Penderitaan dan Hempaskan
Bersekolah di pesantren adalah cita-citaku sejak aku masih di duduk di sekolah dasar. keinginan ku untuk hidup mandiri jauh dari orang tua sudah ku tanamkan sejak aku masih kecil, pada saat aku lulus SMP aku ingin mewujudkan impian ku bersekolah di pesantren yang berbeda pulau dari pulau kelahiranku. namun ternyata semesta tidaklah merestui, dan akhirnya aku di rujukan di salah satu sekolah kejuruan perhotelan di kotaku. perasaaan bingung , hampa bercampur kala itu.
Akhirnya aku memutuskan untuk melanjutkan scenario yang terjadi. namun saat-saat aku menjalaninya aku menemukan kesulitan pada saat bercampur dengan materi kejuruan. dimana materi tidaklah selaras dengan tempat aku menerapkan ilmu nya. saat itu siswa SMK di tuntut untuk magang di sebuah hotel .
Aku magang di sebuah hotel ternama di kotaku. saat itu aku mendapatkan bagian tata boga, terasa menyebalkan bagiku, berada di ruangan yang panas, tidak boleh duduk dan tentunya tidak boleh terlambat. berangkat subuh dan pulang sore hingga tak ku dapati istirahat yang cukup.
Hari-hari ku jalani aku mulai belajar membuat roti dan aneka jajanan pasar. namun sering kali membuat roti dan hasil nya gagal , menyedihkan hasil karyaku harus di buang di sebuah kotak sampah. dan kejadian itu tak hanya satu kali. sering kali chef memarahiku karna aku selalu gagal. aku mulai patah semangat saat itu. rasa malas dan bosan menghampiri.
Tenang yang tak kunjung datang perasaan tertekan berharap ada yang mengertikan. namun aku merasa tidak bisa menyalahkan takdir. dan ini adalah takdirku. aku rasa dibalik ini semua ada hikmah yang baik, aku yakin tuhan tak pernah salah dalam memberi takdir.
Hingga akhirnya aku berusaha membaca resep dengan baik, dan membuat roti dengan perlahan sesuai prosedur, dan sangat membuatku terkejud, saat itu aku sedang memasak sebuah makanan untuk tamu hotel, pada saat makanan telah matang tiba-tiba salah satu manager mencoba masakanku. aku sangat gelisah takut karyaku tidak memuaskan. namun ternyata ia meminta menambah makanan itu dan ia memuji makanan ini lebih enak dari sebelumnya. perasaan senang dan bangga akan usaha ku tidak menghianati hasil. Sejak saat itu aku menjadi bersemangat dalam bekerja.
-"Apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah melewatkanku." -
Umar bin Khattab

Komentar
Posting Komentar